Bismillah
Apakah jika pandemi ini berakhir, hidup kita akan kembali seperti semula?
Tidakkah kita berpikir hikmah dari semua keadaan ini? harusnya ada kebiasaan kita yang berubah, karena pandemi ini menyadarkan kita bahwa lingkungan butuh haknya untuk dijaga, itu hanya salah satunya. Sadarkah kita bahwa aktivitas manusia dalam bekerja sangat merusak lingkungan? bisakah kita tetap bekerja mencari nafkah tanpa harus merusak lingkungan?
Pertama,
Pandemi memberikan trend baru tentang WFH, Work from home, menurut saya ini perlu dilanjutkan meski pandemi sudah berakhir, kalau ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, buat apa ke kantor? para pengusaha juga kan lebih hemat gak perlu sewa kantor dan sebagainya.
Positifnya dari WFH ini, rapat jadi lebih produktif, waktu lebih efektif efisien, karena gak ada waktu untuk pulang dan pergi ke kantor, KRL juga jadi gak penuh, lingkungan juga jadi lebih bersih karena gak banyak kendaraan yang beroperasi. Wallahualam,,
Tapi kalau dari sisi saya pribadi, WFH emang the best, mungkin 1x seminggu ke kantor ya gak apa-apa, kalau untuk pekerja sales / marketing seperti saya emang gak cocok kalau di kantor terus, perlu sesekali ke luar, mencari mitra baru, yang penting target tercapai dengan baik, gak perlu ada namanya jam kantor, itu lebih enak, dan bagi kamu millennial juga akan lebih menarik sih menurut saya
.
Kedua,
Untuk apa hidup dan bekerja?
Saya sempat membayangkan apabila ini salah satu tanda kiamat besar, ya Allah
apalagi sejak ada suara dentuman yang sampai terdengar se-Depok, Bogor dan Jakarta itu, meskipun saya tidak mendengarnya langsung, tapi dari hasil baca-baca beberapa artikel, banyak yang mengarahkan kepada akhir kehidupan.
Mungkin saya pribadi lebih mengurangi belanja-belanja non produktif dan konsumtif seperti baju branded, barang branded, elektronik, dll.
Allah masih memberikan sehat dan kesempatan hidup agar kita bisa memperbaiki diri menjadi hambaNya yang lebih baik, tidak untuk disia-siakan begitu saja.
Kalau ternyata kita masih sama saja seperti sebelum pandemi, sungguh jangan sampai kita merugi.
Untuk apa bekerja? saya pribadi mengurangi target-target yang duniawi. Adapun ingin punya rumah sendiri karena saya ingin rumah itu menjadi pusat ekonomi, pusat peradaban, pusat pembinaan ummat. Saya ingin punya rumah yang cukup luas untuk dijadikan tempat kajian, untuk tempat produksi barang dan jasa yang bisa dijual, sehingga saya tidak perlu banyak keluar rumah.
Ketiga,
Dunia ini menjadi sangat tidak pasti, tetapi Alhamdulillah saya menghadapi pandemi dengan hati yang tenang karena saya tidak punya hutang. Saya dan suami memang menghindari kredit barang yang tidak penting, termasuk untuk rumah yang mudah-mudahan bisa kami beli segera dengan cash.
Kurangi berhutang jika tidak diperlukan, syukuri kondisi yang ada sekarang, perbanyak syukur dan perbanyak usaha, berpikir mencari penghasilan tambahan supaya bisa memiliki barang tertentu yang kita inginkan tanpa harus berhutang.
Dan bagi yang masih punya hutang, disegerakan untuk dibayar, karena meskipun pemberi hutang tidak bawel menagih, tapi siapa tau sebenarnya dia butuh uang, ini curhat pribadi, hehe..
satu hal penting yang ingin saya sampaikan di post ini adalah, tentang lingkungan, mari kita sesuaikan diri kita meskipun pandemi sudah berakhir, tapi tetaplah menjaga lingkungan, kurangi menggunakan kendaraan yang menghasilkan polusi udara.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik sebelum menjadi agen perubahan bagi lingkungan.
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-2
Apakah jika pandemi ini berakhir, hidup kita akan kembali seperti semula?
Tidakkah kita berpikir hikmah dari semua keadaan ini? harusnya ada kebiasaan kita yang berubah, karena pandemi ini menyadarkan kita bahwa lingkungan butuh haknya untuk dijaga, itu hanya salah satunya. Sadarkah kita bahwa aktivitas manusia dalam bekerja sangat merusak lingkungan? bisakah kita tetap bekerja mencari nafkah tanpa harus merusak lingkungan?
Pertama,
Pandemi memberikan trend baru tentang WFH, Work from home, menurut saya ini perlu dilanjutkan meski pandemi sudah berakhir, kalau ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, buat apa ke kantor? para pengusaha juga kan lebih hemat gak perlu sewa kantor dan sebagainya.
Positifnya dari WFH ini, rapat jadi lebih produktif, waktu lebih efektif efisien, karena gak ada waktu untuk pulang dan pergi ke kantor, KRL juga jadi gak penuh, lingkungan juga jadi lebih bersih karena gak banyak kendaraan yang beroperasi. Wallahualam,,
Tapi kalau dari sisi saya pribadi, WFH emang the best, mungkin 1x seminggu ke kantor ya gak apa-apa, kalau untuk pekerja sales / marketing seperti saya emang gak cocok kalau di kantor terus, perlu sesekali ke luar, mencari mitra baru, yang penting target tercapai dengan baik, gak perlu ada namanya jam kantor, itu lebih enak, dan bagi kamu millennial juga akan lebih menarik sih menurut saya
.
Kedua,
Untuk apa hidup dan bekerja?
Saya sempat membayangkan apabila ini salah satu tanda kiamat besar, ya Allah
apalagi sejak ada suara dentuman yang sampai terdengar se-Depok, Bogor dan Jakarta itu, meskipun saya tidak mendengarnya langsung, tapi dari hasil baca-baca beberapa artikel, banyak yang mengarahkan kepada akhir kehidupan.
Mungkin saya pribadi lebih mengurangi belanja-belanja non produktif dan konsumtif seperti baju branded, barang branded, elektronik, dll.
Allah masih memberikan sehat dan kesempatan hidup agar kita bisa memperbaiki diri menjadi hambaNya yang lebih baik, tidak untuk disia-siakan begitu saja.
Kalau ternyata kita masih sama saja seperti sebelum pandemi, sungguh jangan sampai kita merugi.
Untuk apa bekerja? saya pribadi mengurangi target-target yang duniawi. Adapun ingin punya rumah sendiri karena saya ingin rumah itu menjadi pusat ekonomi, pusat peradaban, pusat pembinaan ummat. Saya ingin punya rumah yang cukup luas untuk dijadikan tempat kajian, untuk tempat produksi barang dan jasa yang bisa dijual, sehingga saya tidak perlu banyak keluar rumah.
Ketiga,
Dunia ini menjadi sangat tidak pasti, tetapi Alhamdulillah saya menghadapi pandemi dengan hati yang tenang karena saya tidak punya hutang. Saya dan suami memang menghindari kredit barang yang tidak penting, termasuk untuk rumah yang mudah-mudahan bisa kami beli segera dengan cash.
Kurangi berhutang jika tidak diperlukan, syukuri kondisi yang ada sekarang, perbanyak syukur dan perbanyak usaha, berpikir mencari penghasilan tambahan supaya bisa memiliki barang tertentu yang kita inginkan tanpa harus berhutang.
Dan bagi yang masih punya hutang, disegerakan untuk dibayar, karena meskipun pemberi hutang tidak bawel menagih, tapi siapa tau sebenarnya dia butuh uang, ini curhat pribadi, hehe..
satu hal penting yang ingin saya sampaikan di post ini adalah, tentang lingkungan, mari kita sesuaikan diri kita meskipun pandemi sudah berakhir, tapi tetaplah menjaga lingkungan, kurangi menggunakan kendaraan yang menghasilkan polusi udara.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik sebelum menjadi agen perubahan bagi lingkungan.
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih banyak ya komennya,, :) mudah2an komennya yg membangun, dan bisa bikin saya dan tulisannya jd lebih baik,,