Rabu, 06 Mei 2020

Menatap dengan cinta

Bismillah..
Siapa yang disini suka liatin suami atau anaknya yang lagi tidur?
mungkin bukan aku aja kali ya..


Kadang masih suka gak nyangka sih ternyata cowok yang suka aku galauin di jaman dahulu kala ini orangnya, cowok yang aku tunggu-tunggu dia orangnya. Banyak hal yang kepikiran disaat memandang suami, apalagi kalau lagi tidur ya, hehe




Ditambah lagi dengan anak yang Alhamdulillah lucu solehah, kadang juga masih suka gak nyangka aku udah punya anak, rasanya masih kemarin lulus SMP, masih puber suka-sukaan cinta monyet.


Tapi ya inilah perjalanan hidup ya, suatu hari nanti mungkin aku punya anak kedua, ketiga, keempat, atau ke berapapun, terserah dikasihnya aja.


Tahun ini tahun ketiga pernikahan, kata orang sih 5 tahun pertama masa-masa yang penuh kejutan ya, banyak hal yang semua sifat aslinya keluar, tapi ya gimana lagi, udah kepalang, syukuri kelebihannya, tolerir kekurangannya, selama itu tidak melanggar syari, kalau udah melanggar aturan, kita sebagai istri ya harus tegas mengingatkan.


Semua yang sedang dijalani saat ini pasti kehendak dan rencana Allah, manusia hanya bias berusaha. Berusaha mendapatkan yang terbaik, dan mensyukuri hasil yang didapat apapun itu, meski tidak selalu sesuai dengan keinginan, seringkali malah melebihi ekspektasi.


Memandang dengan cinta, mungkin sering aku lakukan disaat mereka sedang tertidur, bukan hanya memandang suami atau anak, tapi juga orang tua, ketika dulu masih jomblo dan sering tidur bareng, ya kadang suka kepikiran, apa ya yang udah aku lakukan dan apa yang akan aku lakukan buat orang tua aku, meskipun aku udah menikah nanti, udah gak tinggal bareng lagi. Di saat mendekati hari pernikahan, satu sisi aku seneng aku akan menikah, tapi ada sedihnya juga, aku gak bisa tinggal bareng lagi sama orang tua. Yah gimana yah, istri kan sepatutnya ikut suami, jarang ada suami tinggal di tempat istri, tapi ada juga sih.


Memandang dengan cinta juga aku lakukan ketika aku bercermin. Siapa saya, kenapa saya disini, kemana saya akan berjalan, untuk apa saya melakukan ini. Sia-sia jika diri ini tidak memberikan sesuatu yang berarti selama di dunia. Kenapa banyak orang bisa sukses, dan saya BELUM sukses, apa yang salah dengan saya, apa yang saya sukai dan saya bisa lakukan untuk orang sekitar.


Menerima keadaan diri yang sudah menjadi takdirnya adalah wujud dari mencintai diri sendiri, seperti bentuk fisik yang sudah Allah berikan dari sananya. Tetapi ada juga keadaan diri yang masih bisa diubah, untuk membawa  kita pada kesuksesan atau sebaliknya. Merubah diri memang sulit, tapi kalau tekad sudah kuat ingin berubah jadi lebih baik, maka tidak ada yang bisa menghalangi, apalagi kalau Allah sudah memberikan jalanNya untuk kita, tidak ada seorang pun yang dapat menghalanginya. Perjalanan ini masih jauh, tetapi kita harus siap dengan segala konsekuensi dari setiap pilihan kita dalam hidup ini, karena semua akan kembali pada diri kita, dan akan ditanya laporan LPJnya. Kalau kita tidak yakin akan adanya pertanggung jawaban, maka kita akan hidup seenaknya, tanpa arah, tanpa sesuatu dan berakhir sia-sia, jangan sampai itu terjadi pada diri kita.


Hal yang ingin saya sampaikan, tataplah diri kita sendiri saat bercermin, bukan soal kita cantik atau tidak, tapi coba lihat lebih dalam, tatap dengan cinta. Lihat sampai kedalam diri kita, ke dalam hati dan pikiran kita, tentang hakikat diri kita dan hakikat dunia serta kehidupan ini yang sebenarnya.


#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih banyak ya komennya,, :) mudah2an komennya yg membangun, dan bisa bikin saya dan tulisannya jd lebih baik,,

Hikmah Tak Ada Air

Bismillah Hari ini mulai sore tadi pompa air di rumah ga nyala. Jadinya gak bisa mandi sampai jam 10 baru nyala lagi. Gak betah banget, ge...