Bismillah
Sedikit flashback ke tahun 2017, dimana saya sedang mencari jodoh idaman. Bisa dibilang saya beberapa kali gagal taaruf.
Pertama, dijodohkan sama teman bapak saya. Calonnya anak UI, waktu itu sudah sampai ke tahap pertemuan tapi tidak lanjut. Alasannua karena ada beberapa hal yg kurang sreg setelah bertemu dan mengobrol langsung. Salah satunya karena dia belum siap menikah dalam waktu dekat karena pekerjaannya yang belum menentu. Baiklah sampai situ selesai.
Kedua, ini yang paling dramatis dibanding cerita gagal taaruf yg lain. Kami sudah tukeran biodata, bertemu juga sudah, dia juga sudah ke rumah saya dan ketemu orang tua. Tapi disaat saya dan orang tua saya mau kesana, dan tiket yang sudah dibeli juga hangus karena akhirnya tidak jadi lanjut. Dalam prosesnya memang saya selalu menguatkan istikhoroh, dan jawabannya memang keraguan, pernah saya bermimpi cowok itu meninggalkan saya, saya panggil dia gak kembali. Dari situ keraguan saya bertambah.
Apa alasan saya ditolak? Karena kekhawatiran saya dengan kondisi mata yang minus tinggi. Menurut cerita orang bahwa minus tinggi itu kemungkinan lahiran normal kecil atau beresiko. Bukan mau mendahului takdir, hanya saja belajat dari pengalaman orang lain untuk diantisipasi. Hal itu saya sampaikan ke cowok itu apa adanya, sebuah kekurangan diri yang saya pikit harus diketahui oleh calon suami untuk diantisipasi. Tapi ternyata hasilnya malah membuat dia berubah pikiran dan memutuskan untuk mundur. Yah baiklah, dari situ saya betul betul kecewa. Mungkin saya salah juga karena terlalu berharap, harusnya selow aja. Kalau memang jodoh kan pasti akan menerima kita apa adanya. Berarti itu ujian aja, sebelum kita benar benar mendapatkan orang yang tepat.
Selang beberapa bulan saya taaruf lagi, sama anak UI juga dan ini yang terakhir ternyata dia yg jadi suami saya. Hal yang membuat saya terkejut saat taaruf adalah pertama dia memang sudah siap secara usia, mental dan finansial, dia bilang nikah bulan depan juga oke. Nah ini dia yang saya mau, dalam hati saya waktu pertemuan pertama itu. Kemudian saya tanya pertanyaan yang sama tentang kondisi mata saya. Dia bilang gak masalah, karena itu urusan Allah. Disitu saya berpikir ni orang kayaknya udah cukup mapan secara finansial. Mon maap bukannya kita mau matre atau apa ya, tapi kondisinya memamg butuh orang yang sudah cukup mapan, itu juga salah satu kriteria saya. Nah untuk calon yang sebelumnya itu memang dia belum ada pekerjaan tetap, kenapa saya terima untuk taaruf karena ekonomi bukan kriteria utama saya sebetulnya, tapi mereka sendiri yang mengundurkan diri mungkin karena masalah ekonomi, wallahualam.
Akhirnya saya menikah dengan dia yang jadi suami saya sekarang. Kemudian saya hamil dan melahirkan, meski sudah mengupayakan untuk lahiran normal, sudah periksa ke dokyer mata juga, dan hasilnya saya tidak ada masalah kalau mau lahiran normal jadi diperbolehkan, tapi Allah berkata lain, bukan hal itu yang justru membuat saya harus operasi caesar, tapi karena tidak ada kemajuan dalam bukaan, sudah diinduksi juga tetap tidak ada perubahan, akhirnya caesar. Tapi meskipun lahiran tidak normal, suami hanya memgeluarkan uang 1 jutaak untuk bayar biaya operasi dan ruang inap, kenapa? Karena di kantornya sudah ada asuransi untuk istri dan anak-anak, jadi Alhamdulillah sekali ya Allah, selama hamil juga kami selalu periksa kehamilan tanpa bayar dan mendapatkan vitamin yang cukup lengkap, dimana kalau bayar sendiri ya setiap periksa bisa habis setengah jutaan.
Luar biasa Allah dalam memberi jodoh , selama kita bersabar menunggu proposal calon suami yang cocok, bersabar menunggu jawaban lanjut dari calon, bersabar dalam istikharah dan bersabar menerima penolakan.
Setelah saya berpikir, ternyata inilah jawaban doa, dan balasan kekecewaan saya sebelumnya, saya jadi mensyukuri apa yang sudah terjadi sebelumnya, karena semua ada hikmahnya.
Buat yang masih mencari jodoh, atau yang bari saja ditolak, tenang, Allah siapkan pengganti yang jauh lebih baik buat kalian.
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-11
Sedikit flashback ke tahun 2017, dimana saya sedang mencari jodoh idaman. Bisa dibilang saya beberapa kali gagal taaruf.
Pertama, dijodohkan sama teman bapak saya. Calonnya anak UI, waktu itu sudah sampai ke tahap pertemuan tapi tidak lanjut. Alasannua karena ada beberapa hal yg kurang sreg setelah bertemu dan mengobrol langsung. Salah satunya karena dia belum siap menikah dalam waktu dekat karena pekerjaannya yang belum menentu. Baiklah sampai situ selesai.
Kedua, ini yang paling dramatis dibanding cerita gagal taaruf yg lain. Kami sudah tukeran biodata, bertemu juga sudah, dia juga sudah ke rumah saya dan ketemu orang tua. Tapi disaat saya dan orang tua saya mau kesana, dan tiket yang sudah dibeli juga hangus karena akhirnya tidak jadi lanjut. Dalam prosesnya memang saya selalu menguatkan istikhoroh, dan jawabannya memang keraguan, pernah saya bermimpi cowok itu meninggalkan saya, saya panggil dia gak kembali. Dari situ keraguan saya bertambah.
Apa alasan saya ditolak? Karena kekhawatiran saya dengan kondisi mata yang minus tinggi. Menurut cerita orang bahwa minus tinggi itu kemungkinan lahiran normal kecil atau beresiko. Bukan mau mendahului takdir, hanya saja belajat dari pengalaman orang lain untuk diantisipasi. Hal itu saya sampaikan ke cowok itu apa adanya, sebuah kekurangan diri yang saya pikit harus diketahui oleh calon suami untuk diantisipasi. Tapi ternyata hasilnya malah membuat dia berubah pikiran dan memutuskan untuk mundur. Yah baiklah, dari situ saya betul betul kecewa. Mungkin saya salah juga karena terlalu berharap, harusnya selow aja. Kalau memang jodoh kan pasti akan menerima kita apa adanya. Berarti itu ujian aja, sebelum kita benar benar mendapatkan orang yang tepat.
Selang beberapa bulan saya taaruf lagi, sama anak UI juga dan ini yang terakhir ternyata dia yg jadi suami saya. Hal yang membuat saya terkejut saat taaruf adalah pertama dia memang sudah siap secara usia, mental dan finansial, dia bilang nikah bulan depan juga oke. Nah ini dia yang saya mau, dalam hati saya waktu pertemuan pertama itu. Kemudian saya tanya pertanyaan yang sama tentang kondisi mata saya. Dia bilang gak masalah, karena itu urusan Allah. Disitu saya berpikir ni orang kayaknya udah cukup mapan secara finansial. Mon maap bukannya kita mau matre atau apa ya, tapi kondisinya memamg butuh orang yang sudah cukup mapan, itu juga salah satu kriteria saya. Nah untuk calon yang sebelumnya itu memang dia belum ada pekerjaan tetap, kenapa saya terima untuk taaruf karena ekonomi bukan kriteria utama saya sebetulnya, tapi mereka sendiri yang mengundurkan diri mungkin karena masalah ekonomi, wallahualam.
Akhirnya saya menikah dengan dia yang jadi suami saya sekarang. Kemudian saya hamil dan melahirkan, meski sudah mengupayakan untuk lahiran normal, sudah periksa ke dokyer mata juga, dan hasilnya saya tidak ada masalah kalau mau lahiran normal jadi diperbolehkan, tapi Allah berkata lain, bukan hal itu yang justru membuat saya harus operasi caesar, tapi karena tidak ada kemajuan dalam bukaan, sudah diinduksi juga tetap tidak ada perubahan, akhirnya caesar. Tapi meskipun lahiran tidak normal, suami hanya memgeluarkan uang 1 jutaak untuk bayar biaya operasi dan ruang inap, kenapa? Karena di kantornya sudah ada asuransi untuk istri dan anak-anak, jadi Alhamdulillah sekali ya Allah, selama hamil juga kami selalu periksa kehamilan tanpa bayar dan mendapatkan vitamin yang cukup lengkap, dimana kalau bayar sendiri ya setiap periksa bisa habis setengah jutaan.
Luar biasa Allah dalam memberi jodoh , selama kita bersabar menunggu proposal calon suami yang cocok, bersabar menunggu jawaban lanjut dari calon, bersabar dalam istikharah dan bersabar menerima penolakan.
Setelah saya berpikir, ternyata inilah jawaban doa, dan balasan kekecewaan saya sebelumnya, saya jadi mensyukuri apa yang sudah terjadi sebelumnya, karena semua ada hikmahnya.
Buat yang masih mencari jodoh, atau yang bari saja ditolak, tenang, Allah siapkan pengganti yang jauh lebih baik buat kalian.
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih banyak ya komennya,, :) mudah2an komennya yg membangun, dan bisa bikin saya dan tulisannya jd lebih baik,,