Kamis, 12 Juli 2012

Pemuda penjual nasi goreng

Maghrib itu..
Dia duduk di ujung jalan,,
Bersama gerobak nasinya..
Dia duduk sendirian,,
Gerobaknya sepi..
Dia menghisap batang kematian (rokok)..
Sambil menunggu pembeli yg datang..


Usianya mungkin sama denganku,,
Tapi keadaannya sangat berbeda..
Dia tidak punya kesempatan yg sama denganku..
Dia tidak merasakan suka duka kuliah di institut terbaik..
Kasihan..


Bukan,, bukan dia yg harus dikasihani,,
Tapi aku,, aku kasihan pada diriku sendiri..
Sebagai mahasiswa institut terbaik,,
Aku memikul tanggung jawab untuk dapat merubah pemuda-pemuda yang seperti itu.. 
Untuk mengoptimalkan kekuatan2 mereka.. 


Oh,, sungguh berat jika melakukan ini sendiri..
temanku di institut terbaik tak byk yg sadar..


mereka sibuk meninggikan IPK,
Jarang atau bahkan tak pernah sebagian dari mereka melihat sekelilingnya, dan berpikir untuk melakukan sesuatu.. 


ya Tuhan,, mungkin karena kami terlalu sibuk dengan tugas2 akademik.. sehingga membuat kami menjadi anti - sosial.. 
ya Tuhanku.. ampuni kami telah melupakan saudara2 di sekeliling kami, kami hanya memikirkan masa depan diri kami sendiri,, kami telah egois..
Ya Allah,, Ampuni orang yg telah membuat sistem akademik ini begitu berat dan sarat akan SCORE ORIENTED.. 


ah, curahan hati yg begitu berat.... 



3 komentar:

  1. hua haifa, subhanallah...
    bahkan pengmas pun terkadang hanya event formalitas, sedih. sedih dengan sistem di negri ini.
    ingin bergerak, bagaimana agar kita pun tak hanya mengeluh saja

    BalasHapus
  2. Fa. Memangnya dibandingin temen temenmu yang belajar dengan baik demi IP yang baik, kamu sudah melakukan apa demi optimalisasi potensi rakyat kecil?
    Dan apakah kegiatan sosial yang kamu lakukan itu SEBANDING dengan pengorbanan Ip yang kamu lakukan?
    Tolong dijawab. Thanks.

    BalasHapus
  3. Dear anonim, saya ga bisa bilang apa aja yg udh saya lakukan, biarlah org2 bilang bahwa saya gak melakukan apa2 untuk mereka, karena orang2 itu gak melihat apa yg saya lakukan, hal itu semata untuk menguji keikhlasan saya, biar saja waktu yg menjawab,

    saya bukan termasuk org pengejar IP, biarlah org lain bilang IP saya jelek atau apa, tp bagi saya, kebermanfaatan seseorang tidak dijamin dari besarnya IP, justru dengan semakin besar IP, kita punya tanggung jawab lebih untuk mengamalkan ilmu yg byk kita miliki, meski yg IPnya standar jg punya tanggung jwb mengamalkan,

    tujuan hidup saya mau memberi manfaat sebanyak-banyaknya, buat orang2, ya silakan, org yg berIP tinggi pun lebih punya kesempatan untuk bermanfaat dengan ilmu/penemuannya, tapi saya ga mengambil jalur itu..

    yg saya liat, kadang org yg studi oriented sangat amat memperhatikan dirinya sendiri, tidak peduli sama org lain, tapi gak semuanya begitu sih, cmiiw,, :)

    terimakasih anonim, komentar dan pertanyaan anda sangat menjadi cambuk buat saya untuk bisa lebih baik dari temen2 yg berIP tinggi,,

    BalasHapus

Terimakasih banyak ya komennya,, :) mudah2an komennya yg membangun, dan bisa bikin saya dan tulisannya jd lebih baik,,

Hikmah Tak Ada Air

Bismillah Hari ini mulai sore tadi pompa air di rumah ga nyala. Jadinya gak bisa mandi sampai jam 10 baru nyala lagi. Gak betah banget, ge...