Ceritanya
gw mau ikut @komunitasibumudaindonesia tapi uniknya masuk komunitas ini pake
seleksi, salah satunya bikin review buku ini. Singkat aja sih ya beberapa hal
penting dari buku ini yang harus diingat dan digarisbawahi. Buku ini ditulis oleh Sophie Navita, jujur
sih gw jg baru denger namanya, mungkin karena gw yg kurang gahol atau juga karena
akhir-akhir ini juga gw jarang baca buku, duh.
Buku
ini berisi curhatan penulis tentang perjalanan hidupnya dari masa
kanak-kanak sampe saat ini. Jadi,
buku ini menceritakan tentang proses dirinya yang berusaha mengenal
dirinya dan menerima dirinya dengan utuh. Di dalam hidup kita pasti
pernah mengalami hal-hal yang menyedihkan bahkan ketika kita gak punya pilihan,
misal kita gak bisa memilih siapa orangtua kita, dimana kita dilahirkan dan
dibesarkan, juga dilahirkan dalam kondisi seperti apa.
Kebahagiaan itu bukan
karena apa dan siapa tapi karena hati kita. Hati yang Gembira Adalah Obat, “Anda memang akan saya ajak berpetualang, lewat pengalaman saya,
tetapi saya juga ingin kita saling mengingatkan untuk CINTAI DIRI SENDIRI DULU,
baru deh bisa mengurus orang lain.”
Buku ini tidak hanya
bisa dibaca oleh perempuan tapi juga laki-laki.
Berikut ini beberapa
hal yang penting di buku ini.
- Sebelum kita mengurusi orang
lain, memikirkan hal-hal lainnya, pastikan kita harus
mencintai diri sendiri dulu. Pastinya lah ya, PR banget
mengenal dan mencintai diri sendiri tuh. Dimulai dari menerima diri apa
adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya.
- Kita tidak bisa memilih
siapa yang menjadi orangtua kita, tapi kita bisa memperbaiki
hubungan yang mungkin kurang baik dengan orang tua. Buku ini juga
mengajarkan bahwa sekalipun kita pernah terluka oleh orangtua, setidaknya
di masa mendatang kita bisa lebih memahami dan bersikap lebih baik
nantinya kepada anak-anak kita. Bahwa peran kasih sayang ayah dan ibu sama
pentingnya untuk kehidupan seorang anak. Jujur sih gw juga pernah
merasakan sakit hati sama orang tua, tapi gw gak pengen anak gw merasakan
hal yg sama.
- Buat yang tinggal di
Jakarta, kita rentan dengan stress! Sebenernya gw setuju gak
setuju ya, tapi mayoritas orang mungkin begitu, kalau gw sendiri udah
menangani itu dengan gaul sama temen2 di pengajian yang insya allah
lingkungannya positif.
- Memiliki batasan diri
di dalam pergaulan itu penting! Ini dia yg gw lakukan,
gak hanya waktu tinggal di Jakarta aja, tapi dari dulu jaman sekolah,
bahkan sering kali dibilang exclusive, tapi yaudahlah ya bodo amat, karena
gw merasa belum bisa meng influence, daripada gw yg ter influence.
- Perempuan, lakukan apa yg membuat kita bahagia,
selama itu tidak melanggar aturan agama pastinya
ya. Gausah
banyak mikir komentar orang lain, fokus aja sama diri sendiri
karena ketidakpuasan
pada diri sendiri tidak membuat orang lain merasa bersalah atas kelebihan
mereka yang tidak kita punya (hal 67-68).
- Belajarlah hal baru setiap harinya.
- Buku ini juga menjelaskan
sedikit terkait kehamilan, pentingnya ASI,
dan bagaimana relasi dengan pasangan.
- Bantulah orang lain dengan
ikhlas. Seperti yang ada di halaman 98, “Ketika yang memberi
bantuan tidak ikhlas, yang dibantu tidak akan merasakan manfaatnya. Ketika
yang dibantu tidak ikhlas dibantu, sekuat apa pun yang membantu memberikan
tenaganya, tidak akan pernah niat membantu tersalurkan dan tersampaikan degan
benar.”
So, pasti review yang dibuat ini belum lengkap banget. Untuk
lebih jelasnya silakan baca bukunya ya. Kesimpulannya yg pertama harus kita
lakukan adalah kenali betul-betul apasih tujuan kita di dunia ini, kalau dari
segi Islam sih untuk ibadah ya, untuk nyiapin bekal yg cukup buat kehidupan yg
abadi nanti. Kedua, maafkanlah, karena dengan memaafkan hati bisa lega, lapang,
gak sesak gitu ya, walau pasti bekasnya itu gak akan bisa hilang. Tapi yaudah
lah yaa,, toh Allah juga maha memaafkan kita yg bersimbuh dosa,
Astaghfirullah.. ketiga, berserah diri, kepada siapa? Kepada Tuhan Kita, Allah.
Apa yg terjadi pada kita itu pasti atas seizin Allah, dan apa yg kita lakukan
juga Allah Maha Tahu, ketika mentok dengan masalah yg ada, selalu ada Allah
yang siap sedia membantu, tolong banget jangan lupakan itu. Kalau kita merasa
udah berdoa minta sama Allah, dan lama dikabulkan, sabarlah,, jaga keyakinan
bahwa setiap doa kita pasti didengar dan dikabulkan, meski dalam bentuk yang
belum tentu sesuai dengan keinginan kita, bis jadi lebih baik ya.
Keempat, bersyukur.
Yes! Bersyukur ini kata yang sedikit sulit untuk dilakukan kalau kita melulu
liat ke atas. Walau bagaimanapun tidak ada hidup seseorang di dunia ini yang
sempurna, percaya? Gw percaya. Mungkin gw pernah iri sama orang2 yang tajir
melintir, cantik, keluarga bahagia, follower banyak, endorse banyak, tapi kita
gak tau kan masa lalu dia kek gimana, kita gak tau masalah apa yang dia punya,
bisa jadi lebih berat, kita aja yg gak tau, karena yg dia posting di medsos
yang seneng2nya aja.
Kelima, berbagi.
Berbagi gak harus soal duit alias harta. Bisa dengan pengalaman melalui tulisan
seperti yang dilakukan oleh penulis buku ini. Atau bisa juga dengan ucapan yang
baik, nasihat yang baik untuk teman2 kita yang sedang kesusahan. Hiburlah,
doakanlah, insya Allah itu juga bisa jadi amal baik buat kita.
Berbahagialah, tidak ada alasan untuk
bersedih, karena Allah sudah memberikan kita kehidupan yang luar biasa yang
sepatutnya kita syukuri, meski sedang dilanda kesusahan, kesedihan, dll
yakinlah bahwa semua itu adalah bagian dari hidup yang juga perlu disyukuri
karena dengan ujian bisa jadi kita lebih dekat dengan Tuhan, lebih bersih diri
kita dari dosa2 kita karena ujian itu. Berbahagialah..! sekali lagi, tidak ada alasan
untuk tidak bahagia. Sekian.. mon map klo jadi curhat. Tidak bermaksud
menggurui juga sih ya, hanya share aja pengalaman juga sedikit. Hehe
sekian reviewnya, kurang lebihnya mon maap yes..